Sebelumnya sudah dibahas mengenai faktor kerusakan
lingkungan dan penyebab dari masing-masing faktor. Tentunya sedikit banyak
sudah memahami akan hal tersebut. Berikutnya akan dibahas mengenai limbah.
Yaitu macam, penyebab, dan cara pengolahan limbah. Sebelum memahami lebih jauh
sebaiknya mengetahui apa itu limbah. Limbah adalah bahan sisa hasil produksi
atau kegiatan manusia yang bersumber dari rumah tangga, industri, pertambangan
dan lain sebagainya yang berupa padat, cair dan gas. Dalam hal ini akan
dijelaskan 3 jenis limbah, yaitu limbah organic, limbah anorganik, dan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) :
1.
Limbah organik
Limbah organik terdiri dari dua kata yaitu limbah dan
organik. Yang mana limbah adalah bahan sisa hasil aktivitas makhluk hidup.
Sedangkan, organik adalah bahan alami, baik itu dari makhluk hidup dan atau
bumi itu sendiri. Maka, dapat disimpulkan bahwa limbah organik adalah sisa
hasil produksi atau kegiatan yang dapat diuraikkan oleh proses
biologi yang berasal dari aktivitas manusia, hewan dan tumbuhan serta aktivitas
bumi. Limbah ini bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami yaitu
seperti pelapukan. Limbah juga dapat diuraikan oleh mikroorganisme, bakteri dan
mikroba atau mudahnya disebut dengan pengurai. Limbah organik mempunyai sifat
kimia yang stabil, sehingga zat yang terkandung dalam limbah organik dapat
mengendap kedalam tanah, dasar sungai, serta laut yang selanjutnya dapat
mempengaruhi organisme yang hidup didalam tanah, dasar sungai serta laut
tersebut. Limbah organik dapat mengalami pelapukan dan terurai menjadi bahan
yang lebih kecil. Dalam pengolahannya, limbah organik dibedakan menjadi 2,
yaitu limbah organik basah dan limbah organik kering. Limbah dibedakan menjadi
2 karena memiliki hal yang sedikit berbeda. Meskipun nantinya keduanya akan
mengalami proses yang sama yaitu pengeringan.
Berikut akan dijelaskan mengenai limbah organik basah dan limbah
organik kering :
- Limbah organik basah
Limbah basah adalah limbah organik yang memiliki
kandungan air lebih banyak. Bukan berarti limbah organik yang terkena banyak
air. Dapat juga dikatakan seperti hal tadi namun, melihat dulu bahan dari
limbah. Yang dikatakan limbah basah adalah limbah yang didalamnya mengandung
kadar air yang tinggi. Limbah basah juga bersifat lunak, mudah membusuk dan
bau. Seperti contoh yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, dedaunan, nasi, serta
bahan organik lainnya yang sebagian besar berasal dari tumbuhan dan belum
mengalami pengolahan secara drastis. Dimaksudkan belum mengalami pengolahan
secara drastis yaitu belum berubah bentuk contohnya sayuran, hanya berubah
secara olahan bukan berubah kedalam bentuk yang berbeda. Pengolahan secara
drastis yaitu pengolahan yang dapat merubah bentuk kedalam kondisi yang berbeda
seperti serat kayu menjadi kertas. Ada beberapa cara dalam pengolahan limbah
basah. Namun, akan dibahas 2 cara saja dalam pengolahan limbah basah, yaitu
komposting dan biogas. Kompos sendiri merupakan hasil pelapukan dari bahan
organik seperti dedaunan, rumput, dan bahan lain sejenisnya yang bersifat
kering dengan proses yang dipercepat oleh bantuan manusia dengan memperbanyak
zat pengurai atau bakteri mikroba. Pengomposan atau komposting menjadi salah
satu alternatif dalam mengurangi volume sampah yang semakin hari jumlahnya
terus bertambah. Sekaligus sebagai terobosan penggunaan pupuk organik. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam proses komposting adalah suhu, kelembapan,
oksigen, dan keseimbangan bahan yang diuraikan dengan zat pengurainya. Adapun
cara manusia untuk membantu mempercepat proses komposting adalah dengan membuat
biostater yang dapat mempercepat pertumbuhan bakteri. Sehingga proses
kompostingpun dapat cepat terjadi karena banyaknya bakteri yang memproses
pelapukan tersebut. Sistem komposting sangat bermanfaat dan memiliki banyak
keuntungan. Ambil contoh untuk bahan komposting adalah bahan sisa, cenderung
ramah lingkungan, dapat menimbulkan banyak unsur hara yang baik untuk tanaman
dan pembuatannya yang mudah serta banyaknya bahan yang tersedia. Namun, di era
modern ini penggunaan dan penerapan komposting belum menyeluruh. Hal ini
disebabkan karena kurangnya kepedulian terhadap lingkungan serta kecenderungan
menggunakan produk instan dan pola pikir yang menurutnya terlalu rumit dan
membuang waktu. Padahal, apabila hal ini banyak diterapkan oleh masyarakat
dapat sedikit banyak mengurangi sampah atau limbah organik. Yang meskipun
kenyataannya limbah organik dapat terurai dengan mudah. Tetapi dengan memanfaatkan
system komposting, setidaknya dapat mendaur ulang limbah sehingga didapatkan
keuntungannya. Cara kedua yaitu biogas, biogas sendiri adalah gas olahan yang
berasal dari limbah organik yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan proses
pengolahan yaitu fermentasi atau an aerobik. Bahan baku biogas biasanya berasal
dari kotoran hewan dan atau sisa makanan. Keuntungan dari biogas adalah mampu
mengurangi jumlah limbah organik, mampu menghemat energi, ramah lingkungan,
bahan sisa dari proses biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik serta
sebagai ladang usaha baru bagi para peternak apabila biogas ini dapat
diperdagangkan dengan sedikit bantuan pemerintah dalam proses kemasan dan
alternative baru dalam bahan bakar. Sayangnya, pengolahan ini tidak diterapkan
secara serius. Kenyataannya di era ini masih menggunakan LPG, bensin, solar,
dan minyak tanah. Yang apabila terus menerus dipergunakan akan mengalami
kelangkaan dan habis. Sebab sumbernya berasal dari fosil-fosil hewan mati
ratusan tahun.
- Limbah organik kering
Limbah kering adalah limbah organik yang memiliki
kandungan air cukup rendah bahkan kadang tidak memiliki kandungan air. Limbah
kering berbeda dengan limbah basah. Jika limbah basah dapat membusuk beda
halnya dengan limbah kering yang dapat menjamur atau jamuran. Jamuran tersebut
dapat terjadi apabila limbah organik kering terkontaminasi dengan suhu,
kelembapan dan faktor lain yang dapat menyebabkan jamuran itu terjadi. Ambil
contoh yaitu kertas, kardus, kerang, batok kelapa, kayu, kulit telur dan
sebagainya. Kebanyakan dari jenis limbah organik kering dapat diolah kembali.
Sebagaian besar dijadikan kerajinan sebab memiliki sifat yang tahan lama dan
kuat. Serta proses yang diperlukan tidak terlalu rumit dan tidak merepotkan.
Pengolahannyapun mudah dan dapat langsung dipergunakan. Di jaman dahulu, alternative
ini banyak dijumpai dan dimanfaatkan dengan baik. Sebab, bahan bakunya yang
mudah didapat. Dan pengolahannya secara tradisional. Namun untuk era yang lebih
canggih seperti saat ini, alternative ini sulit di terapkan. Karena kebiasaan
manusia yang semakin berbeda. Mereka lebih cenderung untuk membeli barang baru
yang menggunakan bahan elastis. Namun perlu diantisipasi apabila bahan baku
untuk kerajinan yang berasal dari limbah organik kering tersebut terkena air.
Maka harus melakukan proses pengeringan terlebih dahulu agar bahan baku kembali
seperti semula dan dapat digunakan. Namun ada juga hal lain yang mana bahan
baku kerajinan dari limbah organik kering yang sengaja dicelupkan kedalam air
untuk proses pembersihan atau bahkan proses pembentukan. Tetapi akhirnya akan
sama yaitu proses pengeringan untuk hasil yang lebih baik dan mendapatkan
keindahan dari kerajinan tersebut.
Berikut akan dijelaskan penyebab – penyebab timbulnya limbah
organik :
a. Aktivitas pasar
Mengapa aktivitas pasar termasuk dalam penyebab
timbulnya limbah organik? Sebab, pasar sendiri sebagian besar adalah berbidang
pada perdagangan bahan pangan. Bahan pangan sendiri adalah berasal dari
bahan-bahan organik seperti sayuran, buah-buahan, lauk, dan makanan pokok.
Terutama pasar yang beraktivitas dari dini hari hingga siang hari. Mereka
cenderung berdagang untuk memenuhi kebutuhan para ibu rumah tangga dalam hal
memasak. Pasar tersebut menghasilkan bahan sisa atau limbah dikarenakan bahan
yang mereka perdagangkan telah rusak, kotor, bahkan terkadang jatuh terinjak
serta saat pengangkutan dari mobil ke stan mereka berjualan, ada beberapa yang
terjatuh dan bercerai berai. Untuk menanggulangi masalah limbah yang
ditimbulkan oleh pasar, sebaiknya pemerintah membuatkan sebuah tempat khusus
untuk pengolahan limbah pasar menjadi sebuah pupuk kompos. Pemerintah atau
pengelola pasar dapat bekerja sama dengan para peternak agar limbah pasar yang
berupa sayur, buah dan lauk dapat dijadikan makanan ternak. Sehingga pasar dan
peternakan akan saling menguntungkan. Para pengguna pasar yaitu penjual dan
pembeli juga diharapkan dapat menjaga kebersihan pasar. Di setiap stan
penjualan hendaknya diberi minimal dua tempat sampah yaitu, untuk sampah kering
dan basah. Dimana apabila disekitar stan penjual kotor mereka dapat
membersihkannya saat ada waktu luang. Dan untuk para pembeli apabila hendak
membuang sampah harus pada tempatnya dan harus bisa membedakan antara sampah
kering dan basah. Hal ini dapat memudahkan para petugas kebersihan pasar untuk
mengangkut sampah. Dan tentunya pasar akan terjaga kebersihannya.
b. Aktivitas rumah makan
Yang dimaksudkan rumah makan adalah berbagai tempat
yang mengelola dan menyediakan makanan. Ambil contoh restoran, warung, depot,
kantin dan lain sebagainya. Dari aktivitas rumah makan ini menimbulkan limbah
organik. Baik dari sisa bahan mentah untuk diproses menjadi bahan makanan
maupun sisa makanan dari para pembeli yang tidak menghabiskan makanan yang
mereka santap. Yang disayangkan terkadang para pendiri rumah makan ini tidak
dapat mengelolah dan mengatasi limbah organik yang dihasilkan dari usahanya.
Apalagi jika rumah makan berada di sekitar sungai, limbahnya akan dibuang ke
sungai. Bisa saja limbah tersebut memberi keuntungan bagi ikan dan organisme
sungai. Namun apabila produksi limbah ini terus menerus dibuang ke sungai.
Otomatis sungai tidak dapat menerimanya karena keseimbangan mulai tidak
terjaga. Begitupun kantin yang berada di wilayah kampus. Biasanya limbah dari
kantin ini di alirkan ke selokan. Pengelolahan limbah ini bisa menjadi
alternative pakan ternak seperti ayam dan bebek untuk sisa makanan para
pembeli. Dan sapi atau kambing untuk sisa bahan mentah sebelum di proses
sontohnya kulit sayur, kulit buah dan sisa sayur yang tidak dipakai. Bisa juga
dipakai untuk pupuk organik alami.
c. Aktivitas rumah tangga
Hal ini sangat nyata dan mudah kita jumpai. Bahkan hal
ini yang paling berpengaruh dalam kehidupan. Karena produktifitas rumah tangga
selalu mengalami peningkatan. Contoh aktifitas rumah tangga adalah pembuangan
sisa masakan (limbah organik) ke dalam sungai. Jika pembuangan sisa masakan
(limbah organik) ke sungai, bisa saja diuraikan oleh organisme air. Namun, jika
berlebihan akan menyebabkan ketidakseimbangan. Apabila keseimbangan itu tidak
terjaga maka air sungai akan keruh. Sehingga akan menghalangi masuknya cahaya
ke dalam air serta akan mengurangi kadar oksigen dalam air. Maka kualitas air
pun berkurang. Limbah rumah tangga juga dapat mencemari tanah apabila limbah
organik rumah tangga dibiarkan begitu saja. Serta dapat juga mencemari udara
apabila limbah-limbah organik di bakar. Adapun limbah organik yang berupa
padatan, contohnya kertas dan kardus, baik itu kertas koras atau kertas
lainnya. Limbah ini dapat di uraikan namun prosesnya yang cukup lama, membuat
limbah ini cukup dianjurkan dan diminimalisir untuk penggunaannya. Adapun cara
penanggulangan limbah ini dengan cara di daur ulang. Saat ini cukup banyak
pembuatan souvenir-souvenir yang lucu, unik dan menarik yang terbuat dari
kardus dan kertas. Nah dengan tren itu peluang dalam usaha daur ulang kardus
dan kertas ke dalam bentuk souvenir dapat menjadikan terobosan dan inovasi yang
sangat menguntungkan.
d. Aktivitas tumbuhan
Kita ketahui di kampus banyak tumbuhan yang ditanam.
Ini berpengaruh baik pada udara dan kerindangan. Tetapi, tumbuhan-tumbuhan ini
dapat menghasilkan sampah, yaitu daun dan ranting kering yang jatuh berserakan.
Namun, limbah ini sangat ramah lingkungan. Hanya saja apabila kuantitasnya yang
berlebihan menjadikan tempat di sekitar dan di bawah tumbuhan itu menjadi kotor
dan tidak sedap di pandang mata. Adapun cara pengolahan limbah ini sangat
mudah. Pertama dengan cara komposting, boleh menggunakan pengomposan dengan
anaerobik atau piramida. Pengomposan dengan anaerobik adalah pengomposan dengan
menggunakan tabung atau drum sebagai tempatnya. Tabung atau drum, diberi lubang
kanan dan kiri untuk saluran pipa. Kemudian pada tutupnya diberi satu lubang
untuk pipa juga. Ketiga lubang itu harus terhubung satu sama lain dengan
saluran pipa. Daun yang kering dimasukkan ke dalam drum tadi dan dibiarkan
hingga daun menjadi pupuk. Apabila pengomposan menggunakan piramida, maka
tempat untuk komposting harus dibuat terlebih dahulu. Piramida dibuat dari
susunan kayu yang menyerupai piramid. Didalam piramida dimasukkan dedaunan dan
dibiarkan. Apabila ingin hasilnya lebih cepat maka, dapat dibantu dengan
membuat biostater untuk mempercepat perkembangan pengurai.
2.
Limbah anorganik
Limbah anorganik terdiri dari dua kata yaitu limbah
dan anorganik. Yang mana limbah adalah bahan sisa hasil aktivitas makhluk
hidup. Sedangkan, anorganik adalah bahan buatan, biasanya dibuat oleh manusia
dari bahan alami namun dalam pembuatannya sudah terkontaminasi dengan zat kimia
atau tambahan-tambahan zat lain. Maka, dapat disimpulkan bahwa limbah anorganik
adalah sisa hasil produksi atau kegiatan yang tidak dapat diuraikkan oleh
proses biologi sebab sifatnya yang sangat solid. Limbah ini tidak mudah
diuraikan bahkan terkadang tidak bisa diuraikan melalui proses yang alami yaitu
seperti pelapukan. Limbah juga tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme,
bakteri dan mikroba atau mudahnya disebut dengan pengurai. Limbah anorganik
mempunyai sifat kimia yang sangat tinggi, sehingga zat yang terkandung dalam
limbah anorganik tidak dapat mengendap kedalam tanah, dasar sungai, serta laut
yang selanjutnya dapat memberi pengaruh buruk terhadap organisme yang hidup
didalam tanah, dasar sungai serta laut tersebut.
a. Aktivitas industri tekstil
Aktivitas industri tekstil sangat berpengaruh sekali
terhadap lingkungan. Industri tekstil ini menghasilkan limbah-limbah anorganik
yang sangat sulit diuraikan. Ambil contoh cat warna untuk benang atau serat kain,
kain perca dan air bekas cucian kain. Dampaknya dapat dirasakan juga dengan bau
dari tekstil yang sangat menyengat. Adapun dampaknya terhadap tanah, dapat
mengakibatkan rusaknya kualitas tanah. Dan dampak dari limbah industri tekstil
ini juga dapat mencemari kualitas air di sungai apabila air bekas cat atau
bekas mencuci kain ini langsung dialirkan ke sungai. Cara pengelolahannya
adalah apabila limbah itu berbentuk cair, hendaknya lakukan proses filterisasi
atau menetralkan air sebelum di buang ke sungai atau bahkan ke tanah. Sedangkan
limbah yang berupa kain perca atau sisa kain, dapat dijadikan sebagai kerajinan
atau suatu barang yang dapat dimanfaatkan dan digunakan. Contohnya dibuat
keset, celemek, hiasan tambahan dan lain sebagainya agar lebih bermanfaat dan
berguna.
b. Aktivitas rumah tangga
Rumah tangga menghasilkan limbah anorganik dari hasil
kegiatan mencuci dan mandi. Yaitu bekas air sabun yang diperoleh dari deterjen
dan sabun mandi bahkan sampo. Rumah tangga juga menghasilkan limbah yang berupa
zat padat, contohnya kaleng, botol dan plastik. Yang itu semua sangat sulit
pemrosesannya. Namun ada solusi dari masalah pemrosesan dalam mengatasi limbah
anorganik ini. Limbah anorganik ini dapat di daur ulang dan dimanfaatkan.
Contohnya kaleng susu yang di daur ilang menjadi celengan. Botol di daur ulang
menjadi tempat pensil. Sebenarnya, apabila kita mau dan ingin menjadikan bahan
bekas tadi menjadi barang atau alat yang memiliki nilai guna dan nilai harga,
kita dapat mengkreasikannya atau menginovasikannya sehingga barang bekas tadi
dapat memiliki harga dan nilai jual. Tidak hanya kita mampu menghasilkan limbah
tersebut tetapi kita juga harus mampu menguranginya dengan cara mendaur ulang
limbah-limbah tadi.
c. Aktivitas praktikum mahasiswa
Kegiatan praktikum mahasiswa biasanya menggunakan
peralatan-peralatan serta bahan-bahan yang berasal bukan dari bahan alami.
Ambil contoh oli, minyak, solar, cat, kabel dan lain sebagainya. Itu semua
termasuk limbah anorganik yang bisa memberi dampak kepada manusia, hewan dan
tumbuhan, bahkan tanah, udara serta tanah mengalami ketidakstabilan sebab dari
kontaminasi zat-zat kimia. Ambil contoh kabel yang terbuat dari tembaga atau
baja yang dilapisi oleh bahan elastis. Kabel ini sulit diuraikan secara biologi
sebab sifatnya yang solid serta memiliki campuran zat-zat kimia. Cara
penanggulannya yaitu dapat di daur ulang. Namun menggunakan alat berat. Atau
dapat ditimbun kemudian di daur ulang dan diproses di pabrik pembuatnya.
3. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
Limbah berbahaya adalah bahan sisa hasil produksi atau
kegiatan yang bersumber dari rumah tangga, industri, pertambangan dan lain
sebagainya yang berupa padat, cair dan gas yang bersifat berbahaya dan beracun.
Limbah berbahaya dan beracun biasanya disebut dengan B3 yaitu bahan berbahaya
dan beracun. B3 memiliki karakteristik yaitu : mudah meledak, mudah terbakar,
bersifat reaktif, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain
sebagainya yang apabila diuji dengan toksikologi dapat diketahui dan
dikategorikan ke dalam limbah B3.
a. Aktivitas praktikum mahasiswa
Kegiatan praktikum mahasiswa biasanya menggunakan
peralatan-peralatan serta bahan-bahan yang berasal bukan dari bahan alami.
Ambil contoh oli, minyak, solar, cat, kabel dan lain sebagainya. Itu semua
merupakan limbah berbahaya dan beracun (B3) yang cukup memberi banyak dampak
kerusakan terhadap lingkungan. Minyak, oli dan solar apabila terkena air dapat
menimbulkan kontaminasi yang dapat mengurangi kualitas air. Sehingga air tidak
dapat digunakan. Meskipun air yang sudah terkontaminasi dengan minyak, oli dan
solar digunakan untuk menyiram bunga atau tanaman, itu berakibat tanaman akan
menghisap zat kimia dalam minyak sehingga tanaman mengandung zat kimia serta
pertumbuhan tanaman menjadi tidak sehat. Bahkan dapat menimbulkan tanaman
menjadi kering atau mati. Cara penanggulangannya adalah dengan filterisasi atau
penetralan air yang terkontaminasi dengan zat berbahaya dan beracun sebelum
dibuang. Agar tidak menimbulkan pencemaran tanah maupun air.
b. Aktivitas pembangunan
Aktivitas pembangunan sangat sering dijumpai. Yang
mengganggu dari aktivitas tersebut adalah suara yang dihasilkan serta debu dan
bau juga terdapat dalam aktivitas tersebut. Bahan bangunan seperti semen, paku, cat
dan lain sebagainya itu merupakan limbah anorganik. Ambil contoh pengadukan
atau pencampuran semen di atas tanah, itu meninggalkan bekas semen, yang mana
dapat kering serta akan melapisi permukaan tanah. Sehingga tanah akas menjadi
keras dan sulit ditanami. Cara penanggulangan dari pengolahan semen tersebut
adalah dengan menggunakan wadah atau tempat khusus untuk mengaduk atau
mencampur semen, sehingga semen tidak merusak tanah. Bisa saja langsung di
dalam mesin pengaduk semen. Tanpa harus meletakkan campuran semen langsung di
atas tanah. Sehingga tanah tetap terjaga kondisinya.
- Penggunaan AC di setiap ruangan
Meskipun penggunaannya yang dirasa sangat bermanfaat
dan dampaknya tidak langsung dirasakan. Namun penggunaan AC di setiap ruangan
juga mempengaruhi penipisan lapisan ozon. Karena dalam AC terdapat zat yaitu
CFC. Pada tahun 1995, di Amerika Serikat. Penggunaan CFC telah dilarang, namun
kenyataannya di dunia penggunaan AC telah menjadi hal pokok dalam kehidupan.
Sehingga tidak dapat dihindari pemakaiannya. Cara untuk mengurangi penggunaan
AC adalah salah satunya desain ruangan atau gedung. Gedung atau ruangan di
desain sedemikian rupa agar sirkulasi udara dapat terjadi. Atau dapat
menggunakan jendela yang lebar. Alternative nya adalah apabila dalam sebuah
ruangan atau gedung digunakan dan terdapat objek, sebaiknya jendela dan tempat
sirkulasi udara dibuka supaya angin dapat masuk dan udara berganti dan tidak
pengab.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Yayat, 2015 Pengertian Limbah Organik dan Limbah Anorganik,
laportadoradesuenos.blogspot.com Diakses Pada 2015
2. Habibullah Al Faruq, 2015 Limbah Organik Basah dan Limbah
Organik Kering, www.habibullahurl.com Diakses
Pada 2015 16:45
3. Abdul Muiz, 2015 Pengertian Limbah Organik,
mazmuiz.blogspot.com Diakses Pada 2015
4. Rizqy Maulana, 2015 Pemanfaatan Limbah Organik dan Anorganik,
sarapandulu.blogspot.com Diakses Pada 2015
5. Hanu, 2015 Limbah Organik Anorganik dan B3,
astindoku.blogspot.com Diakses Pada 2015 13:14
Komentar
Posting Komentar